Facebook Twitter Google+
Welcome to my Blog Subscribe

Makalah Manusia dan keindahan


TUGAS MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Kelompok

Ø Deni iskandar
Ø Yogi setiana
Ø M.adam
Ø Dicki Prima
Ø Richi Arttha.B
Ø M. Aditya


Manusia dan keindahan
STIE PASUNDAN

Bandung




DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
·         LATAR BELAKANG

BAB II MANUSIA DAN KEGELISAHAN
·         ISI

BAB III PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN MANUSIA DAN KEGELISAHAN
    1. HAKEKAT MANUSIA
    2. PENGERTIAN KEGELISAHAN

B.   SEBAB – SEBAB ORANG GELISAH

C.   KETERASINGAN

D.   KESEPIAN

E.    KETIDAKPASTIAN
1.   SEBAB – SEBAB TERJADINYA KETIDAKPASTIAN
2.   USAHA – USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN

F.    CARA - CARA MENGATASI KEGELISAHAN

G.   MANUSIA DAN KEGELISAHAN

BAB IV PENUTUP
·         KESIMPULAN


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan ini setiap manusia mempunyai harapan- harapan dan setiap manusia mempunyai hak untuk itu, tidak seorang pun dapat menghalanginya. Untuk mencapai harapan- harapan itu manusia berusaha, yang mungkin usaha itu dengan mengorbankan apa saja dengan kata lain manusia berusaha dengan sekuat tenaga, setelah berusaha maka orang- orang akan gelisah menunggu dan menanti bagaimana hasil usaha mereka, sesuaikah dengan apa yang mereka korbankan, berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.
Sering sekali dalam menunggu hasil- hasil dari usaha mereka, mereka tidak sabar, hati mereka tidak tentram, tidak damai dan lain sebagainya sampai- sampai mereka jarang menggunakan akal sehatnya. Untuk itu di sini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita gelisah, mengapa kitamerasa khawatir, mereka tidak tentram dan hati kita berdebar dalam menunggu di samping itu pula akan diuraikan mengapa dan apa penyebabnya kita merasa demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran yang kita alami. Di sini kami mencoba memberikan gambaran cara pemecahan rasa gelisah yang mungkin dialami, sebab sering kali orang yang mengalami kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan dengan hal- hal yang bersifat negatif. Sudah tentu cara- cara ini tidak benar, hal ini terjadi karna dalam pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata lain emosi dan rasio mereka tidak stabil lagi dan kadang- kadang malah emosi mereka lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Disamping itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini di alami oleh setiap orang hidup yang mempunyai harapan.


BAB II

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Dalam materi pembahasan tentang Manusia dan kegelisahan, ada beberapa hal-hal yang akan dibahas, dimana setiap pointnya mempunyai keterkaitan yang saling berhubungan, diantaranya adalah sebagai berikut :

A.   PENGERTIAN MANUSIA DAN KEGELISAHAN
    1. HAKEKAT MANUSIA
    2. PENGERTIAN KEGELISAHAN

B.   SEBAB – SEBAB ORANG GELISAH

C.   KETERASINGAN

D.   KESEPIAN

E.    KETIDAKPASTIAN
1.   SEBAB – SEBAB TERJADINYA KETIDAKPASTIAN
2.   USAHA – USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN

F.    CARA - CARA MENGATASI KEGELISAHAN

G.   MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Dari pembahasan Materi tentang Manusia dan kegelisahan diatas, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kegelisahan, keterasingan, kesepian, ketidakpastian dan cara – cara mengatasi kegelisahan serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-hari.


BAB III
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki akal, daya, rasa, serta cipta.
1.   HAKEKAT MANUSIA
Berbicara tentang manusia maka satu pertanyaan klasik yang sampai saat ini belum memperoleh jawaban yang memuaskan adalah pertanyaan tentang siapakah manusia itu. Banyak teori telah dikemukakan, di antaranya adalah pemikiran dari aliran materialisme, idealisme, realisme klasik, dan teologis.

Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material ini, sementara manusia juga dianggap juga ditentukan oleh proses-proses material ini. Sedangkan aliran idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Aliran realisme klasik beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian, dan aliran teologis membedakan manusia dari makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.

Sementara yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan. Pengetahuan manusia jauh lebih berkembang daripada pengetahuan makhluk lainnya, sementara melalui perasaan manusia mengembangkan eksistensi kemanusiaannya.

Hakekat Manusia :
a)     Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang  utuh.
b)     Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk  lainnya.
c)      Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
d)     Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

2.   PENGERTIAN KEGELISAHAN
kegelisahan berasal dari kata gelisah,yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya jalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala, memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :
a)   Kecemasan Obyektif
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

b)   Kecemasan Neorotis ( syaraf )
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni:
1.      Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
2.      Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
3.      Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya.

c)   Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa kurang. Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu, sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan putus asa.


B.   SEBAB – SEBAB MANUSIA GELISAH
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh   : bila ada suatu tanda bahasa (bahasa banjir, gunung meletus, perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup , hak milik,hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup dan mungkin hak nama baik.

C.   KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata itu adalah kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan , terpencil atau terpisah dari yang lain.

Terasing atau ketersaingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.

Yang menyebabkan orang berbeda dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Sumber-sumber dari keterasingan:
~ Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
contoh: mencuri, angkuh, keras kepala,dll
~ Sikap rendah diri, merasa tidak berharga karena cacat fisik, pendidikan rendah dan sebagainya.


D.   KESEPIAN
Kesepian Berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian karena kesepian merupakan bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu brgantung pada mental orang dan kasus penyebabnya.

 Sebab-sebab terjadinya kesepian
Perasaan sepi singgah dihati manusia tergantung dari masalah yang menimpa jiwa orang yang mengalaminya. Orang yang mengasingkan dirinya sehingga terjadi kesepian mungkin karena kesombonganya atau sikap rendah dirinya.
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya Frustasi yang dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu manusia tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu mengakibatkan kesepian.

Jadi, kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong,angkuh, kaku,keras kepala sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya. Karena teman-teman menjahui. maka orang yanng bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.


E.    KETIDAKPASTIAN
ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas . Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat  pikirannya tidak ada konsentrasi . Ketidak konsentrasian yang menyebabkan pikirannya kacau.


A.   KEHALUSAN
                         Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban. Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya. Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan.
                         Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan.Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan.
                         Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan sebagainya. Angota badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki, Tangan, Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus dan tidaknya. Bagian Rohaniah yang melahirkan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.
                         Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Nilai itu antara lain, Nilai Inderawi, Nilai Bentuk, Nilai Pengetahuan, dan Nilai Ide, temu dan dalil-dalil keadilan. Nilai-nilai itu terwujud dalam bentuk lahir yang dapat dinikmati oleh indera kita (Mata, Telinga), sehingga memuaskan hati kita.
                         Hasil seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan perbuatan manusia. Banyak orang yang menangis karena seni (Seni Drama Film, Seni Suara), tanpa disadari banyak orang melenggang-lenggang karena irama musik. Banyak orang merasa tentram, damai, dan bahagia mendengarkan lagu-lagu yang tenang menghanyutkan.


F.MANUSIA DAN KEINDAHAN
                         Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “ kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada hewan bersumber dari naluri. Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “ Baik”, yang “ Indah”. Maka “ Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan “( ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.
                     Keindahan yang bersifat jasmani ialah keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera penglihatan maupun indera pendengaran.
                           Keindahan yang bersifat rohani ialah keindahan yang dapat “menyenangkan”  atau  “memuaskan“  batin manusia.
Tetapi perlu segera dipahami bahwa walaupun secara material keduanya dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada akhirnya “Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya. Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan martabatnya. Karena itu “ Keindahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar sesuatu yang menjadi “harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang “harus
diusahakan adanya”.
                          Salah satu definisi yang paling dikenal adalah hasil pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun 1817, Endymion, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini :
A thing of beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”.
“Sesuatu yang indah adalah kegembiraan selama-lamanya : Kemolekannya
bertambah, dan takkan pernah menuju ketiadaan”.
                          Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh  daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang muncul dalam dorongan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti itu tentu saja tidak akan diterima oleh “ Kemanusiaan”  manusia,  yaitu akal dan budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan “ Kemanusiaan manusia”,  melainkan sebaliknya.


KESIMPULAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan.
Keindahan Dalam Arti Estetika Murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasiartinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
“ Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena
dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana
keindahan itu peraasaan “( ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

Keindahan sejati berpancar ketika seseorang menjadikan hati nurani yang cemerlang sebagai penguasa atas jasmaninya. Hati nurani mengendalikan setiap ucap kata, setiap tindak perbuatan, setiap niat dan pikiran. Bahkan pada setiap kerutan dahi dan senyuman; ataupun saat kita berbicara, diam, bergerak, duduk, atau berbaring; saat bekerja, baik di saat aktif maupun passif, saat mengantar atau menjemput tamu. Jika sikap kita terhadap orang lain—kapan dan di manapun, baik dalam urusan pribadi maupun kepentingan umum—senantiasa berada di bawah kesadaran nurani, inilah manifestasi keindahan alam. Singkatnya, keindahan kodrati manusia adalah keindahan dari pribadi Maitreyani, Keindahan Ilahi, Keindahan kasih, Keindahan hati nurani, adalah keindahan dari jiwa yang wajar dan asali. Keindahan kodrati manusia terlihat dari bagaimana sikap kita dalam menggunakan mata untuk melihat, terlihat dari bagaimana sikap kita saat menggunakan telinga untuk mendengar, terlihat dari kata-kata yang keluar dari mulut kita, terus berkembang dan menyebar melalui setiap tindak perbuatan yang kita lakukan, terlihat dalam setiap benak dan pikiran kita, dan juga terlihat dari bagaimana kita menggunakan hidung untuk membaui dan mulut untuk mengecap makanan. Indahnya langit, bumi, laksa makhluk, dan sejuta benda begitu menggugah, begitu memikat dan mengundang kerinduan. Semua ini adalah karena langit, bumi, dan laksa makhluk tidak mementingkan diri sendiri, tiada ego, tak pernah menganggap dirinya telah berjasa bagi umat manusia. Mereka tak menuntut bayaran, tak mengharapkan balas jasa, bahkan tak ingin dikenal, namun selamanya memberi dan menyumbang dalam keheningan, tanpa keakuan. Demikian pula dengan keindahan kodrati manusia yang begitu menggugah, begitu memikat, membangkitkan kekaguman dan ketulusan dalam hati, karena keindahan kodrati manusia sejalan dengan keindahan langit-bumi dan laksa makhluk. Kegagalan mewujudkan keindahan kodrati telah mengakibatkan terbentuknya konsep hidup, kehidupan dan gaya hidup yang keliru, yang kemudian melahirkan konsep beragama yang ekstrim, konsep seni dan estetika yang menyimpang. Kesalahan terbesar dalam kehidupan manusia adalah terjebak dalam kurungan dua tembok baja konsep dualisme dunia, dan seumur hidup tak mampu melepaskan diri darinya. Dua tembok baja dualisme ini telah mengakibatkan terbelenggunya kehidupan, pola pandang, serta daya estetika manusia. Manusia tak berdaya, tak dapat berkutik di dalamnya, selamanya terkungkung tanpa pernah bebas! Perjalanan hidup manusia ke depan pun hanya menjanjikan jeritan dan rintihan. Kapan manusia bisa terbebas dari tembok dualisme dan jurang perbedaan yang dalam ini? Buddha Maitreya telah menjadi teladan sempurna dalam mewujudkan keindahan kodrati manusia dalam dirinya. Beliau sungguh menyadari bahwa hanya dengan mewujudkan keindahan kodratinya, barulah seorang manusia bisa mendapatkan kebahagiaan, sukacita, dan hidup yang sempurna, tidak lagi menderita dan terbelenggu oleh perangkap dualisme. Karena terbebas dari segala belenggu konsep dualisme dunia, maka langit, bumi, dan laksa makhluk mampu menampilkan keindahan kodratinya. Tak ada dualisme bagi langit, bumi, dan laksa makhluk, karena itu langit, bumi, dan laksa makhluk bebas leluasa tidak terikat. Hina-mulia, mendapat-kehilangan, pujian-cemoohan, penghargaan-fitnahan, mujur-malang, untung-rugi, lancar-penuh rintangan, sukses-gagal, kaya-miskin, pintar-bodoh, cantik-jelek, tinggi-rendah, kalah-menang, berhasil-putus asa, keras-lembut, baik-buruk, dan lainnya, adalah perangkap dualisme dunia. Dualisme telah menjadi sumber penyebab duka sekaligus halangan yang terbesar dalam hidup manusia. Dari dulu hingga kini, noda hitam tanpa obat penawar, sekaligus kesalahan yang paling sukar ditebus dalam kehidupan manusia adalah bahwa manusia menjadikan kondisi dualis ini sebagai segala-galanya dalam hidup mereka! Buddha Maitreya mengajarkan bahwa semua dualisme dunia hanyalah suatu proses dalam menjalani kehidupan, sama sekali bukan tujuan dari kehidupan itu sendiri. Sesungguhnya dualisme bukanlah hal yang utama, melainkan hanyalah kondisi pendukung dalam proses memwujudkan cahaya kehidupan. Dualisme dunia hanyalah pernak-pernik kehidupan, bukan intisari dari hidup itu sendiri. Jika kita terjerumus dalam perbedaan hina-mulia, mendapatkan-kehilangan, untung-rugi, keberuntungan-kemalangan, miskin-kaya, dan dualisme lainnya, maka kita akan hidup dalam penderitaan, menghadapi nasib hidup yang tragis, hidup kita akan penuh dengan pertikaian serta perebutan kepentingan. Harkat dan martabat yang paling mulia dalam diri seorang manusia terletak pada kecemerlangan Nurani. Yaitu saat manusia mampu mewujudkan panggilan nurani, memancarkan keindahan kodrati dirinya untuk menguntungkan dan mendatangkan kebahagian bagi seluruh dunia, bagi seluruh umat manusia, untuk tanah air tercinta, dan bagi lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, nilai hidup menjadi hina dan nista apabila hati nurani tidak berpancar cemerlang. Segala prilaku kita dapat membahayakan keselamatan dunia, merusak stabilitas negara, mendatangkan malapetaka dan kerusakan pada lingkungan sekitar, dan melukai sesama umat manusia. Terlebih, apabila kita tidak memancarkan kecemerlangan Nurani, tak mampu menampilkan keindahan kodrati sebagai seorang manusia, namun senantiasa dimuliakan dan mendapatkan pujian, ini adalah suatu kekotoran terbesar dalam kehidupan manusia.
Tags: ,
Click button bellow as donation for this site

Stay Connected With Free Updates

If you liked the article on this blog, please enter your email in the form below for a free subscription via email. That way you will get article submissions each Dayerz Review create a new article.
Don't forget to follow us on facebook & twitter.
Subscribe via Email
INFO : Buat sobat blogger yang suka dengan artikel saya, silahkan anda share di mana saja anda suka (blog, facebook, twitter, etc). Namun, bila berkenan mohon cantumkan link sumber dari artikel yang sobat blogger share (copy/paste)...
Terima kasih.

0 komentar

Leave a Reply