Facebook Twitter Google+
Welcome to my Blog Subscribe

Huruf Vokal dan Konsonan dalam Bahasa Indonesia

Huruf Vokal dan Konsonan dalam Bahasa Indonesia

Dalam Bahasa Indonesia, Huruf dibagi menjadi empat kelompok, yakni :

1. Huruf Vokal atau Huruf Hidup
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u, e, dan o.

2. Huruf Konsonan atau Huruf Mati
Huruf Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

3. Huruf Diftong atau Huruf vokal Rangkap
Huruf diftong adalah gabungan dua buah huruf vokal yang menghasilkan bunyi rangkap. Dalam Bahasa Indonesia huruf diftong berbentuk ai, au, dan oi. Contoh : Bangau, Pakai, Sengau, Perangai, dsb.

4. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb.
Berbeda dengan bahasa lisan, bahasa tulis membutuhkan tanda baca untuk dapat menyampaikan perasaan, pesan dan emosi penulis kepada penikmatnya.

TANDA BACA adalah simbol yang bertindak untuk menunjukkan struktur serta penyusunan tulisan, juga intonasi ketika dibaca secara lisan.
Khususnya dalam puisi, sekalipun tidak dibaca secara lisan, tanda baca memiliki peran penting menunjukkan intonasi/ekspresi dan emosi yang terkandung dalam bait-baitnya.

Tanda baca utama ialah :
1. Tanda Noktah atau titik ( . )
Titik digunakan sebagai tanda penutup di akhir kalimat (fungsi lain cek pada referensi).

Hari demi hari berlalu
aku masih tetap membisu
tak tau apa maumu
…..
2. Tanda koma ( , )
Tanda koma berguna untuk memisahkan beberapa hal, sebagai tanda berhenti-sementara dalam membaca, juga penggabungan dua kalimat (kadang dimanfaatkan sebagai pengganti kata ganti). Perbedaan peletakan koma bisa dimaknai sebagai perbedaan fokus pada puisi. Misal bandingkan

Hari demi hari, berlalu
aku masih tetap membisu
tak tau apa maumu.

3. Tanda tanya atau soal ( ? )
Tanda tanya mengakhiri suatu kalimat tanya. Juga menegaskan unsur pertanyaan pada kalimat yang tidak mengandung kata tanya. Kesannya adalah bimbang, ingin tahu, heran, dan semacamnya.

4.Tanda seruan ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah penyataan yang berupa seruan, perintah, atau rasa emosi yang kuat. Bandingkan emosi pada
“Aku tak tau, apa maumu?” dengan
“Aku tak tau, apa maumu!”
Semakin banyak tanda seru, kesannya adalah seruan yang makin tegas atau kasar.

5. Tanda sempang/ tanda hubung ( - )
Tanda ini berfungsi menyambungkan dua kata,
Atau justru bisa berkesan memisahkan dua hal.

6. Tanda noktah bertindih/ titik dua ( : )
Tanda ini digunakan sebelum penjabaran akan sesuatu.
Dalam puisi, bait-bait di belakang tanda ini seolah-olah merupakan penjabaran dari kata di depannya

7. Tanda titik koma (;)
Titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian/ kalimat-kalimat yang bernilai setara

8. Huruf besar
Dalam bahasa tulis, peran utama huruf besar adalah sebagai huruf awal suatu kalimat. Sehingga penggunaan huruf besar pada awal larik-larik puisi bisa mengesankan bahwa kalimat itu “penting”, “berdiri sendiri”, atau terpisah dari kalimat di atasnya, bandingkan pembacaan bait di atas bila ditulis:

Hari demi hari berlalu
Aku masih tetap membisu
Tak tau apa maumu

Penggunaan huruf-huruf besar semuanya, memberikan kesan sesuatu yang sangat PENTING, tegas, atau sebuah TERIAKAN

Hari demi hari berlalu
Aku masih tetap membisu
TAK TAU APA MAUMU

Nama diri

Nama diri (Latin: nomen proprium/nomina propria, Perancis: Nom propre, Inggris: Proper name atau proper noun) adalah sebuah nama yang menunjukkan hakiki suatu hal yang sedang diperbincangkan, namun tidak memberitahu lebih lanjut mengenai apa itu. Salah satu tantangan filosofi modern adalah bagaimana cara mendeskripsikan nama yang sebenarnya, dan menjelaskan artinya.

Kata Ulang atau Reduplikasi

Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata.
Bentuk kata ulang :
Kata ulang murni atau pengulangan seluruh atau dwilingga, yaitu pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh : – ibu-ibu w hitam-hitam
- kuda-kuda w danau-danau

Kata ulang berimbuhan atau kata ulang sebagian, yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan, akhiran atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
Contoh :
- berlari-lari – bermain-main
- menari-nari – hormat-menghormati
- bunga-bungaan – kekanak-kanakan

Kata ulang berubah bunyi atau bervariasi fonem, baik vokal maupun konsonan.
Contoh :
- lauk-pauk
- serta-merta
- warna-warni
- gerak-gerik
- mondar-mandir

Kata ulang suku awal atau dwipurwa, yaitu bentuk pengulangan suku pertama katadasarnya, biasanya disertai variasi e pepet.
Contoh :
- lelaki
 laki-laki ~ lalaki ~ lelakiè
- sesama
 sama-sama ~ sasama ~ sesamaè
- tetangga
 tangga-tangga ~ tatangga ~ tetanggaè


Selain bentuk kata ulang di atas, terdapat kata ulang semu atau kata dasar berulang.
Contoh :
- cumi-cumi – paru-paru
- laba-laba – pura-pura
- biri-biri – kura-kura
- kupu-kupu
- kunang-kunang

Makna kata ulang 

1. Menyatakan banyak tak tentu.
Contoh :
- gunung-gunung
- daerah-daerah
- gerak-gerik
- rumah-rumah
- pepohonan
2. Menyatakan sangat.
Contoh :
- rajin-rajin – besar-besar
- kuat-kuat – manis-manis
3. Menyatakan saling, berbalasan atau
pekerjaan dilakukan oleh dua pihak.
Contoh :
- kunjung-mengunjungi
- tuduh-menuduh
- tolong-menolong
4. Menyatakan paling atau intensitas.
Contoh :
- sebaik-baiknya
- setinggi-tingginya
- sebanyak-banyaknya

Kata Turunan (EYD)

Penggunaan
Contoh
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Bergeletar, penetapan, menengok
Jika kata dasarnya adalah kata gabungan, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata langsung mengikuti atau mendahuluinya
Bertepuk tangan, garis bawahi, mengan sungai, sebar luaskan
Ditulis serangkai dengan kata dasar yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus
Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka ditulis serangkai

1. Jika bertemu dengan kata yang berawalan huruf besar maka diberi tanda hubung (-)
2. Jika kata hubungnya maha diikuti oleh kata esa dan kta yang bukan kata dasar, maka ditulis terpisah
Adipati, aerodinamika, antarkota, dekameter, semiprofesional, mancanegara, dwiwarna, dasawarsa, narapidana, pramuniaga, swadaya, ekstrakurikuler, ultramodern.
  1. non-Indonesia, pan-Afrikanisme


  1. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi ia. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.




KATA DASAR (1)
Kata dasar merupakan suatu kata yang belum mengalami proses morfologi. Dalam tata bahasa baku bahasa indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda)
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua:
1) Kata Benda Konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta
2) Kata Benda Abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta).
Selain itu, jenis kata ini juga dapat dikelompokkan menjadi
1) Kata Benda Khusus Atau Nama Diri (proper noun). Kata benda nama diri adalah kata benda yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya jakarta atau ali),
2) Kata Benda Umum (common noun). kata benda umum adalah sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas (misalnya kota atau orang).
2. Verba (kata kerja)
Verba (bahasa latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. Kata kerja dapat dibagi menjadi.
1) Kata Kerja Transitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang memerlukan adanya objek
a) Kata Kerja Transitif Aktif
b) Kata Kerja Transitif Pasif
2) Kata Kerja Intransitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang tidak memerlukan adanya objek
a) Kata Kerja Intransitif Berpelengkap
b) Kata Kerja Intransitif Tak Berpelengkap

3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
Adjektiva (bahasa latin: adjectivum) atau kata sifat adalah kelas kata yang mengubah nomina (kata benda) atau pronomina, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Adjektiva dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
Tags: ,
Click button bellow as donation for this site

Stay Connected With Free Updates

If you liked the article on this blog, please enter your email in the form below for a free subscription via email. That way you will get article submissions each Dayerz Review create a new article.
Don't forget to follow us on facebook & twitter.
Subscribe via Email
INFO : Buat sobat blogger yang suka dengan artikel saya, silahkan anda share di mana saja anda suka (blog, facebook, twitter, etc). Namun, bila berkenan mohon cantumkan link sumber dari artikel yang sobat blogger share (copy/paste)...
Terima kasih.

0 komentar

Leave a Reply